SINTESIS
ALKUNA
Alkuna adalah suatu
golongan hidrokarbon alifatik yang mempunyai gugus fungsi berupa ikatan ganda
tiga karbon-karbon (-C≡C-). Seperti halnya ikatan rangkap dalam alkena, ikatan
ganda tiga dalam alkuna juga disebut ikatan tidak jenuh. Ketidakjenuhan ikatan ganda
tiga karbon-karbon lebih besar daripada ikatan rangkap. Oleh karena itu
kemampuannya bereaksi dengan pereaksi-peraksi yang dapat bereaksi dengan alkena
juga lebih besar. Hal inilah yang menyebabkan golongan alkuna memiliki peranan
khusus dalam sintesis senyawa organik. Alkuna dapat disintesis dengan beberapa
reaksi kimia yaitu reaksi alkilasi, reaksi katalisis Pd dan reaksi metatesis.
1.
Reaksi
alkilasi
Reaksi
yang mengikat gugus alkil ke bingkai molekul disebut "Reaksi
Alkilasi". Cara alkuna yang paling umum digunakan adalah melalui alkilasi
alkuna.
-
Terminal alkuna tidak biasa untuk hidrokarbon sederhana
karena dapat dideprotonasikan (pKa = 26) sehingga menggunakan basa yang
tepat (biasanya NaNH2, pKa = 36) untuk menghasilkan karbanion.
-
Karbanion asetil adalah nukleofil C yang baik dan dapat
mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk
menghasilkan alkuna internal.
-
Alkil halide tersier lebih
memungkinkan untuk reaksi eliminasi.
-
Salah satu atau kedua terminal
atom H dalam etilena (asetilena) HC≡CH dapat di susbtitusi untuk menyediakan
akses ke monosubstitusi (RC≡CH) dan simetris (R = R ') atau unsymmetrical (R
tidak sama dengan R') alkuna disubstitusi RC≡ CR '.
Mekanisme Alkilasi pada
alkuna
Langkah 1:
Reaksi asam / basa : Ion
amida bertindak sebagai basa untuk menghilangkan terminal asam H dan untuk
menghasilkan ion asetilida serta karbon nukleofil.
Langkah 2:
Reaksi substitusi
nukleofilik: Karbanion bereaksi dengan karbon elektrofilik dalam alkil halida
dengan hilangnya gugus pergi, membentuk ikatan C-C baru.
1. 2. Menggunakan Katalis Pd
Siklotrimerisasi paladium-katalis juga diterapkan pada tegang cycloalkynes.9 Sebagai contoh, Pd
(PPh3) 4 (10% mol) mengkatalisis siklotrimerisasi cyclohexyne (3),
dihasilkan in situ oleh β-eliminasi yang diinduksi oleh fluoride pada trimethylsilylated
triflate 2, ke dodecahydrotriphenylene 4 dalam hasil 64% (Skema 2), tetapi menundukkan cyclopentyne
ke kondisi yang sama gagal untuk membeli jumlah yang dapat diisolasi cyclotrimer.
1. 3. Reaksi
metatesis
Mekanisme:
Petmasalahan yang timbul:
1. Mengapa pada sintesis alkuna dengan reaksi alkilasi di gunakan basa?
2. Mengapa pada sintesis alkuna dengan katalis Pd direaksikan dengan alkil halida?
DAFTAR
PUSTAKA
Jawaban:
BalasHapus1. Karena dengan menggunakan basa (ex: NaNH2 pKa=36) dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk menghasilkan alkuna internal.
2.Karena alkil halide merupakan gugus pergi yang baik sehingga mudah lepas.
BalasHapus1. Karena dengan menggunakan basa (ex: NaNH2 pKa=36) dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk menghasilkan alkuna internal.
2.Karena alkil halide merupakan gugus pergi yang baik sehingga mudah lepas.
terimakasih agnes...
BalasHapus2.Karena alkil halide merupakan gugus pergi yang baik sehingga mudah lepas.
terima kasih agnes..untuk jawabannya yaitu
BalasHapus1. Karena dengan menggunakan basa (ex: NaNH2 pKa=36) dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk menghasilkan alkuna internal.
2.Karena alkil halide merupakan gugus pergi yang baik sehingga mudah lepas.
hai Agnes, menurut saya :
BalasHapus1. digunakan basa agar dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk menghasilkan alkuna internal.
2.Karena alkil halida merupakan gugus pergi yang baik sehingga mudah lepas.
terimakasih :)
saya akan mencoba menjawab pertanyaan kedua, Karena alkil halide merupakan gugus pergi yang baik sehingga mudah lepas.
BalasHapusterima kasih materinya agnes, jawaban pertanyaan no 2 yaitu karena alkil halida merupakan gugus pergi yang baik sehingga mudah lepas
BalasHapusMateri yang menarik agnes, menurut saya untuk pertanyaan no 1, penggunaan basa dikarenakan agar dapat terbentuk karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk menghasilkan alkuna internal.
BalasHapusHay agnesiaa
BalasHapus1. Karena dengan menggunakan basa (ex: NaNH2 pKa=36) dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk menghasilkan alkuna internal.
2.Karena alkil halide merupakan gugus pergi yang baik sehingga mudah lepas.
untuk pertanyaan kedua dimana leaving group yang baik sehingga digunakan alkil halida
BalasHapusterimakasih atas penjelasannya sangat menrik sekali, menurut saya
BalasHapus1. Karena dengan menggunakan basa (ex: NaNH2 pKa=36) dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk menghasilkan alkuna internal.
2.Karena alkil halide merupakan gugus pergi yang baik sehingga mudah lepas
Terimakasih atas materinya agnes menurut saya
BalasHapus1.Karena dengan menggunakan basa (ex: NaNH2 pKa=36) dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk menghasilkan alkuna internal.
2.Karena alkil halide merupakan gugus pergi yang baik sehingga mudah lepas.
terimakasih materinyaa..
BalasHapusjawaban pertama menurut saya Karena dengan menggunakan basa (ex: NaNH2 pKa=36) dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk menghasilkan alkuna internal.
dan jawaban kedua Karena alkil halide merupakan gugus pergi yang baik sehingga mudah lepas.
terimakasihh..
Menurut saya untuk jawaban no. 1 pada sintesis alkuna dengan reaksi alkilasi diguanakan basa hal ini dikarenakan dengan menggunakan basa dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk menghasilkan alkuna internal.
BalasHapusSaya akan menjawab pertanyaan nmr 2, karena alkil halida mrpkn ggs oergi yg baik shg akan mudah lepas
BalasHapusBaiklah Agnes menurut saya :
BalasHapus1.Karena dengan menggunakan basa (ex: NaNH2 pKa=36) dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk menghasilkan alkuna internal.
2.Karena alkil halide merupakan gugus pergi yang baik sehingga mudah lepas.
Karena dengan menggunakan basa (ex: NaNH2 pKa=36) dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk menghasilkan alkuna internal.
BalasHapusTerimaksih atas penjelasanny menururt saya no
BalasHapus1. Karena dengan menggunakan basa (ex: NaNH2 pKa=36) dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk menghasilkan alkuna internal.
hallo agnes, saya coba menjawab:
BalasHapus1. Karena dengan menggunakan basa (ex: NaNH2 pKa=36) dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer menhasilkan alkuna yang baru.
2.Karena alkil halide merupakan gugus pergi yang baik sehingga mudah lepas.
Terimakasih agnes,
BalasHapusMenurut saya jawabannya adalah
1. Karena dengan menggunakan basa (ex: NaNH2 pKa=36) dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer menhasilkan alkuna yang baru.
Menurut saya karena dengan menggunakan basa (ex: NaNH2 pKa=36) dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk menghasilkan alkuna internal.
BalasHapusterimakasih atas pemaparan materinya
BalasHapus1. Karena dengan menggunakan basa (ex: NaNH2 pKa=36) dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk menghasilkan alkuna internal
Terimakasih atas materinya.
BalasHapus1. Mengapa pada sintesis alkuna dengan reaksi alkilasi di gunakan basa?
2. Mengapa pada sintesis alkuna dengan katalis Pd direaksikan dengan alkil halida?
Menurut saya :
1. Karena dengan menggunakan basa (ex: NaNH2 pKa=36) dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk menghasilkan alkuna internal.
2.Karena alkil halide merupakan gugus pergi yang baik sehingga mudah lepas.
Hai agnes
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab :
1. Karena basa (ex: NaNH2 pKa=36) dapat menyerang C alkuna sehingga menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofilik. Terjadi reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki karbon elektrofilik untuk menghasilkan alkuna internal dan melepas ion halida (nukleofil semula).
2. Karena alkil halida merupakan gugus good leaving group, sehingga ion halida mudah lepas.
Menurut saya
BalasHapus1. Karena dengan menggunakan basa (ex: NaNH2 pKa=36) dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk menghasilkan alkuna internal.
2.Karena alkil halide merupakan gugus pergi yang baik sehingga mudah lepas.
Terimakasih atas materinya.
BalasHapussaya akan cba menjawab pertanyaan penyaji
1. Karena dengan menggunakan basa (ex: NaNH2 pKa=36) dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk menghasilkan alkuna internal.
2.Karena alkil halide merupakan gugus pergi yang baik sehingga mudah lepas.
Menurut saya
BalasHapus1. Karena dengan menggunakan basa (ex: NaNH2 pKa=36) dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk menghasilkan alkuna internal.
2.Karena alkil halide merupakan gugus pergi yang baik sehingga mudah lepas.
Karena dengan menggunakan basa (ex: NaNH2 pKa=36) dapat menghasilkan karbanion yang merupakan nukleofil C yang baik dan dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik (biasanya SN2) dengan alkil halida primer atau sekunder (Cl, Br atau I) yang memiliki elektrofilik C untuk menghasilkan alkuna internal.
BalasHapus2.Karena alkil halide merupakan gugus pergi yang baik sehingga mudah lepas.