Rabu, 25 Oktober 2017

KEASAMAN DAN KEBASAAN SENYAWA ORGANIK
Konsep asam dan basa telah mengalami beberapa kali perubahan. Pada mulanya Boyle (1680) menggolongkan senyawa-senyawa ke dalam golongan asam dan basa berdasarkankan sifat-sifat yang diperlihatkan dalam larutan berpelarut air. Kemudian Lavoisier (1787) menyatakan bahwa sifat asam-basa senyawa ditentukan oleh keberadaan atom tertentu (seperti oksigen) di dalam senyawa. Pada permulaan abad ke sembilan belas, Davy (1814) menyatakan bahwa sifat-sifat keasaman disertai oleh kombinasi kolompok atom-atom tertentu dalam senyawa, namun pandangan ini masih terbatas dan tidak sempurna. Upaya pertama yang berhasil mendefinisikan konsep asam-basa adalah teori ionisasi elektrolit Arrhenius (1884). Menurut konsep ini, suatu zat yang dapat memberikan ion hidrogen digolongkan sebagai asam dan yang dapat memberikan ion hidroksida digolongkan sebagai basa. Pada teori ini juga masih ditemukan keterbatasan sebab ada senyawa yang larutannya dalam pelarut air bersifat asam tapi tidak mempunyai kemampuan untuk memberikan ion hidrogen, sebagai contoh adalah CO2.
ü  Konsep Asam Basa Arrhenius
Arrhenius mendefinisikan asam sebagai suatu senyawa yang dalam air membebaskan ion hydrogen (H+), sedangkan basa sebagai suatu senyawa yang dalam air akan membebaskan ion hidroksil (OH-).
ü  Konsep Asam-Basa Bronsted-Lowry
Menurut teori ini, suatu asam adalah molekul yang dapat memberikan proton dan basa adalah molekul yang dapat menerima proton seperti dalam persamaan berikut,
Persamaan di atas menunjukkan bahwa pada setiap asam berhubungan dengan suatu basa yang disebut dengan basa konjugasi, dan suatu basa berhubungan suatu asam yang dikenal dengan asam konjugasi
ü  Konsep Asam-Basa Lewis
Menutur teori ini, asam didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat menerima pasangan elektron dan basa adalah suatu zat yang dapat memberikan pasangan elektron. Konsep ini bersifat lebih umum dan mencakup lebih luas senyawa. Salah satunya adalah reaksi asam-basa berikut.
Apabila konsep Lewis diperbandingkan dengan konsep Brønsted-Lowry maka suatu basa dalam terminalogi Brønsted adalah sama pengertiannya dalam konsep Lewis. Sebagai contoh, ion hidroksil dapat menerima proton (teori Brønsted) dan juga mempunyai pasangan elektron yang dapat disumbangkan (teori Lewis). Akan tetapi dalam mendeskripsikan asam, kedua konsep ini berbeda. Menurut konsep Brønsted, proton (H+) bukanlah asam; akan tetapi menurut Lewis, spesies ini aadalah asam kuat karena cenderung menerima satu pasang elektron untuk mengisi orbital 1s-nya.
Asam organik adalah asam yang memiliki kerangka karbon. Tiga jenis utama asam Bronsted Lowry dalam senyawa organik netral adalah asam karboksilat, fenol, dan alkohol. Masing-masing dari ketiga kelompok fungsional ini memiliki kelompok -OH. Asam organik dicirikan oleh adanya atom hidrogen yang terpolarisasi positif. Terdapat dua macam asam organik, yang pertama adanya atom hidrogen yang terikat dengan atom oksigen, seperti pada metil alkohol dan asam asetat. Kedua, adanya atom hidrogen yang terikat pada atom karbon di mana atom karbon tersebut berikatan langsung dengan gugus karbonil (C=O), seperti pada aseton. Metil alkohol mengandung ikatan O-H dan karenanya bersifat asam lemah, asam asetat juga memiliki ikatan O-H yang bersifat asam lebih kuat.
Basa organik dicirikan dengan adanya atom dengan pasangan elektron bebas yang dapat mengikat proton. Senyawa-senyawa yang mengandung atom nitrogen adalah salah satu contoh basa organik, tetapi senyawa yang mengandung oksigen dapat pula bertindak sebagai basa ketika direaksikan dengan asam yang cukup kuat. Perlu dicatat bahwa senyawa yang mengandung atom oksigen dapat bertindak sebagai asam maupun basa, tergantung lingkungannya. Misalnya aseton dan metil alkohol dapat bertindak sebagai asam ketika menyumbangkan proton, tetapi sebagai basa ketika atom oksigennya menerima proton.

Permasalahan yang timbul:
Mengapa asam asetat bersifat asam lebih kuat dari metil alkohol, padahal kedua senyawa tersebut sam-sama mengandung ikatan O-H?


DAFTAR PUSTAKA
Firdaus. 2013. Modul Pembelajaran Matakuliah Kimia Organik Fisik II. Makassar: Universitas Hasanuddin Press.
Sumardjo, D. 2008. Pengantar Kimia. Jakarta: EGC.

17 komentar:

  1. terimakasih atas pemaparan materi yang sangat bermanfaat , menurut saya karena basa konjugat dari metil alkohol hanya distabilkan oleh keelektronegativitas dari molekul atom oksigennya. terimakasih.

    BalasHapus
  2. Terimakasih atas materinya. Menurut saya Hal itu dikarenakan basa konjugat yang terbentuk dapat distabilkan melalui resonansi, sedangkan basa konjugat dari metil alkohol hanya distabilkan oleh keelektronegativitasan dari atom oksigen. sehingga asam asetat bersifat asam yang lebih kuat dari metil alkohol.

    BalasHapus
  3. terima kasih atas materinya, menurut saya asetat lebih asam dikarenakan adanya resonansi yang meningkatkan kestabilan sehingga juga meningkatkan keasaman

    BalasHapus
  4. Terimakasih
    Saya akan mencoba menjawab
    Asam karboksilat memiliki 2 atom O dengan muatan negatif pada anion basa konjugasinya berada pada salah satu atom O tersebut sehingga keasaman lebih tinggi (efek resonansi)
    Sedangkan metanol hanya memiliki satu O dan tidak beresonansi
    Terimakasih

    BalasHapus
  5. materinya sangat bermanfaat.
    Menurut saya karen basa konjugat dari asam asetat yang terbentuk mengalami resonansi yang menjadikannya lebih stabil sehingga meningkatkan keasamannya dibanding metil alkohol yang basa konjugatnya hanya distabilkan oleh keelektronegativitasan dari atom oksigen

    BalasHapus
  6. terimakasih atas materinya.
    dari permasalahan yang timbul menurut saya, asam asetat bersifat asam yang lebih kuat dari metil alkohol karena basa konjugat yang terbentuk dapat distabilkan melalui resonansi, sedangkan basa konjugat dari metil alkohol hanya distabilkan oleh keelektronegativitasan dari atom oksigen.

    BalasHapus
  7. hai Agnes
    Terimakasih atas informasi yang diberikan. Disini saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang diberikan. Menurut saya hal ini disebabkan oleh basa konjugat yang dihasilkan dari hilangnya proton itu terstabilisasi dengan adanya muatan negatif yg kuat pada atom O => metil alkohol. Sedangkan, basa konjugast dari asam asetat ini dapat terstabilisasi oleh adanya resonansi. Nah, penstabilan yang disebabkan oleh resonansi memiliki keasaman yg lebih baik oleh karena itu asam asetat keasamannya lebih kuat drpd metil alkohol
    Terimakasih. Semoga membantu :)

    BalasHapus
  8. terimakasih atas informasinya disini saya ingin menjawab dimana Asam asetat bersifat asam yang lebih kuat dari metil alkohol karena basa konjugat yang terbentuk dapat distabilkan melalui resonansi, sedangkan basa konjugat dari metil alkohol hanya distabilkan oleh keelektronegativitasan dari atom oksigen.

    BalasHapus
  9. Terimakasih, saya akan menjawab pertanyaannya
    Asam asetat bersifat lebih kuat daripada metil alkohol, hal ini dikarenakan asam asetat distabilkan oleh resonansi sedangkan metil alkohol distabilkan oleh keelektronegatifan dan atom O

    BalasHapus
  10. materi yang menarik agnes, menurut saya alasan kenapa asam asetat lebih asam dibandingkan metil alkohol yaitu dikarenakan basa konjugat yang terbentuk dapat distabilkan dengan resonansi, sehingga dapat meningkatkan keasaman nya.

    BalasHapus
  11. terimakasih atas materinya:)
    saya akan mencoba menjawab pertanyaan anda.
    menurut saya asam asetat lebih bersifat asam dibandingkan metil alkohol dikarenakan adanya pengaruh resonansi pada asam asetat. efek resonansi tersebut mampu menstabilkan asam asetat sehingga meningkatkan sifat keasamannya..
    maaf jika jawaban saya kurang tepat

    BalasHapus
  12. trimakasih buat materinya agnes
    saya akan mencoba menjawab
    asam asetat bersifat asama yang lebih kuat dari metil alkohol karena basa konjugat yang terbentuk dapat distabilkan melalui resonansi, sedangkan basa konjugat dari metil alkohol hanya distabilkan oleh keelekronegatifitasan dari atom oksigen

    BalasHapus
  13. terimakasih atas materinya, menurut saya asam asetat lebih asam dibandingkan dengan metil alkohol karena pada asam asetat di pengaruhi oleh adanya resonansi yang menstabilkan asam asetat tsb sehingga keasamanya juga meningkat

    BalasHapus
  14. Terimakasih atas materinya. Menurut saya Hal itu dikarenakan basa konjugat yang terbentuk dapat distabilkan melalui resonansi, sedangkan basa konjugat dari metil alkohol hanya distabilkan oleh keelektronegativitasan dari atom oksigen. sehingga asam asetat bersifat asam yang lebih kuat dari metil alkohol.😊

    BalasHapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  16. materi yang sangat menarik, hal ini disebabkan asam asetat dapat mengalami resonansi sehingga dapat menstabilkan basa konjugasinya sedangkan metil alkohol tidak.

    BalasHapus
  17. Berdasarkan literatur, itu dikarenakan adanya efek resonansi sehingga semakin asam.

    BalasHapus

Stereochemical Considering in Planning Synthesis Di laboratorium kimia organik tentu saja ahli kimia organik sintetik sangat intens mela...